Jumat, 14 April 2017

Membangun Kepribadian Positif Anak

Membangun Kepribadian Positif Anak

ARTIKEL PSIKOLOGI UMUM
JUDUL : Membangun Kepribadian Positif Anak
PENULIS  : FAHRUNISA YENI ASTARI
NIM    : 16.310.410.1156
Pembentukan kepribadian sudah dimulai sejak masa kanak-kanak. Oleh sebab itu, penanaman nilai positif yang membentuk kepribadian perlu ditanamkan sejak anak masih berusia dini. Menurut Ediastri T. Atmodiwirjo (Gunarsa, 2008), ada beberapa hal penting yang dapat mempengaruhi dasar kepribadian anak, antara lain ialah:
1.     Macam dan kualitas hubungan antara manusia, terutama antara anak dengan ibu, di mana melalui hubungan timbal balik ini juga terjadi perangsangan mental, proses sosialisasi dan pengembangan kehidupan emosi.
2.    Metode pengasuhan yang diterapkan di rumah. Biasanya suatu cara pengasuhkan anak di rumah merefleksikan harapan-harapan dan sikap-sikap tertentu dari orang tua. Hal ini berpengaruh pada perkembangan anak, misalnya pengasuhkan yang menitik beratkan pada sikap terlalu melindungi akan berakibat buruk bagi anak. Demikian juga halnya dengan sikap-sikap orang tua yang menuntut kesempurnaan dalah segala hal dapat mengakibatkan anak tertekan atau justru akan memberontak.
Dalam membentuk kepribadian anak yang positif, dibutuhkan kerjasama antara ayah dan ibu, serta berbagai figur lekat lainnya yang berada di lingkungan tempat anak tumbuh, seperti kakek, nenek, pengasuh, guru). Chairilsyah (2012) dalam tulisannya di Jurnal Educhild, menjabarkan beberapa tips yang dapat dilakukan oleh orangtua dan guru pendidik anak usia dini dalam rangka membuat landasan pribadi yang positif pada diri anak, yaitu:
·         Mengajarkan anak dengan contoh yang kongkret. Apabila ingin mengajarkan kedisiplinan atau kemandirian sangat sulit apabila kita menjelaskan kepada anak kita mengenai bentuk perilaku tersebut. Oleh karena sifatnya yang abstrak tentunya anak belum sampai pada tahap pemahaman level abstrak tersebut. Berilah contoh kongkret seperti, apabila kita ingin mengajarkan kebersihan pada anak maka ajarkanlah tatacara mandi dengan benar pada anak saat di kamar mandi.
·         Tidak bosan-bosan memberikan nasihat positif. Berikan nasihat yang positif, namun dengan kata-kata, tempat, intonasi, kondisi dan cara yang berbeda. Hal ini dilakukan dengan maksud agar anak tidak jenuh mendengar nasihat dan justru berpikir negatif (misalnya, merasa bahwa ibu cerewet, bawel, dan sebagainya).
·         Menerapkan program Hukuman dan Hadiah. Apabila anak bersalah maka berilah hukuman dengan segera dan sesuaikan dengan tingkat kesalahannya. Selain itu juga kita harus konsisten dalam pemberian hukuman dan hukuman tidak perlu dalam bentuk fisik (pukul, tendang, cakar, terjang). Berilah hukuman dengan cara menunda atau tidak memberikan kesenangan anak, misalnya: hari ini tidak boleh main sore hari karena tidak membuat PR. Begitu pula dengan pemberian hadiah, harus terencana, konsisten, adil dan disesuaikan dengan usia anak.
·         Memperkenalkan Tuhan dan agama sejak kecil. Memperkenalkan Tuhan dan agama sejak kecil terbukti sebagai salah satu cara ampuh untuk membentuk karakter anak. Dengan ajaran agama anak menjadi tahu mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan serta apa akibatnya kelak jika kita melanggar ajaran agama.
·         Menjadi model pribadi yang positif. Orang tua jangan hanya menuntut anak berperilaku baik akan tetapi kita juga harus menjadi contoh nyata dalam berperilaku baik. Anak adalah peniru maka ia akan mencontoh segala perilaku, ucapan, sikap dan cara berpikir orang di sekitarnya.
·         Mengawasi pergaulan anak. Masa kanak-kanak adalah masa bermain. Bermain tidak hanya di rumah namun juga di luar rumah. Perlu sesekali kita memperhatikan dengan siapa anak kita bermain. Terkadang pergaulan yang salah membuat anak kita menjadi pribadi yang bermasalah, seperti cara bicara yang kurang sopan, perilaku yang kurang pantas, dan sikap serta cara pemikiran yang negatif terhadap situasi dan lingkungan sosialnya.
·         Mengawasi tontonan anak. Dengan televisi kita dapat terhibur, belajar pengetahuan baru, mendapatkan informasi terbaru dan berita terbaru. Akan tetapi tidak semuanya boleh untuk diterima anak, seperti sinetron, acara gosip, dan film-film dewasa atau film kekerasan tentunya akan membawa dampak negatif bagi anak. 
Sumber:
Gunarsa D, Singgih.2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia

Chairilsyah, Daviq. 2012. Pembentukan Kepribadian Positif Anak Sejak Usia Dini. Jurnal Educhild vol 1 no 1
Mengembangkan Daya Pikir & Daya Cipta Anak Usia 5-6 Tahun

ARTIKEL PSIKOLOGI UMUM

JUDUL: Mengembangkan Daya Pikir & Daya Cipta Anak Usia 5-6 Tahun


PENULIS  : Fahrunisa Yeni Astari
NIM    : 16.310.410.1156

Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun.Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut golden age. AUD sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Pada anak usia dini terjadi perkembangan otak sebagai pusat kecerdasan terjadi sangat pesat. Selain itu, organ sensoris seperti pendengar, penglihatan, penciuman, pengecap, perabaan, dan organ keseimbangan juga berkembang pesat (Black,J. et all, 1995:Gesell, A.L. &Ames, F.1940).
Karakter Anak berusia antara 5-6 tahun sedang berada pada akhir dari bagian awal masa kanak-kanaknya.
Perkembangan kemampuan fisik
§  Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
§  Melakukan koordinasi gerakan mata-kaki-tangan-kepala dalam menirukan tarian atau senam
§  Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
§  Melakukan kegiatan kebersihan diri
Penglihatan
Anak usia 5-6 tahun dapat menguasai indera peraba, pendengaran dan penglihatan hamper sebaik orang dewasa.

 BAHASA
§  Mengerti beberapa perintah secara bersamaan
§  Memahami aturan dalam suatu permainan
§  Senang dan menghargai bacaan
SOSIAL EMOSIONAL
§  Memperlihatkan kemampuan diri untuk menyesuaikan dengan situasi
§  Memperlihatkan kehati-hatian kepada orang yang belum dikenal (menumbuhkan kepercayaan pada orang dewasa yang tepat)
§  Mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya secara wajar (mengendalikan diri secara wajar)
Perkembangan kepribadian
Selain karena faktor keturunan, lingkungan juga mempengaruhi perkembangan kepribadian anak. Anak mempelajari berbagai perilaku sosial dari contoh-contoh yang dilihatnya. Selain itu, pada usia ini anak tidak hanya belajar tingkah laku tang kelihatan jelas, tapi juga dapat mempelajari gagasan, harapan, dan nilai-nilai. Anak dapat mempelajari hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh.
Daya pikir perlu dikembangkan sedini mungkin karena apa yang diperoleh pada suatu periode akan sangat membantu penembangan daya pikir pada periode selanjutnya.
Karna ada tujuan dan fungsinya :
tujuan
1. Mengembangkan kemampuan berpikir logis dan pengetahuan akan ruang dan waktu
2. Anak mampu mengembangkan pengetahuan yang sudah diketahui dengan pengetahuan baru yang diperolehnya
3. Mengembangkan kemampuan memahami sesuatu dengan cara melihat bermacam-macam hubungan antara satu objek dengan objek lain berdasarkan perbedaan dan persamaan
4. Mengembangkan imajinasi melalui bermacam-macam kegiatan
5. Memberi kesempatan untuk mengolah lingkungan dan membangun dunianya secara aktif
6. Agar anak dapat menghargai dan mencintai isi alam sebagai ciptaan Tuhan
 Fungsi
1. mengenalkan lingkungan sekitar kepada anak, manfaat serta bahayanya
2. melatih agar anak mampu menggunakan panca inderanya untuk mengenal lingkungannya
3. memberi kesempatan pd anak untuk mengamati dan mengolah lingkungan atau dunianya secara aktif sesuai dengan kemampuan anak

Menurut saya untuk menciptakan daya cipta
1. Mengembangkan imajinasi dan kreatifitas anak
2. Memberi kesempatan pada anak untuk menciptakan sesuatu sesuai dengan kreatifitasnya
3. Anak dapat menghargai hasil karyanya
4. Mengenalkan berbagai hasil karya seni dan kreatifitas pada anak

Daftar Pusaka
paud-uny.blogspot.com
Copyright by posyandu.org-2011 ---.

Yohana Sari.

STRES DAN STARETEGI COPING PADA ANAK DIDIK DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK

STRES DAN STARETEGI COPING PADA ANAK DIDIK DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK

ARTIKEL PSIKOLOGI UMUM

JUDUL : STRES DAN STARETEGI COPING PADA ANAK DIDIK DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK

PENULIS  : FAHRUNISA YENI ASTARI
NIM    : 16.310.410.1156

Masa remaja seringkali menjadi masa untukbereksperimen dan ikut serta dalam sejumlah aktivitas termasuk prilaku yang berisiko menyimpang. Fenomena keterlibatan anak dalam perilaku yang membawa mereka untuk berurusan dengan hukum makin banyak dijumpai. Salah satu risiko yang sering dialami oleh para remaja tersebut adalah munculnya sindrom pasca trauma.
Perilaku kejahatan yang mereka lakukan ternyata merupakan satu sumber stres tersendiri termasuk trauma dengan kekerasan selama pemrosesan kasus. Penilaian terhadap kondisi stress dalam psikologi berhubungan dengan konsep coping sehingga hal ini merupakan rentetan variable yang . Coping berfokus pada emosi khususnya proses kognitif penyangkalan, atensi selektif dan pengambilan jarak, mobilisasi dukungan serta beberapa strategi behavioral.
Bagi para lembaga untuk memberikan bimbingan kepada para anak didik terkait dengan kebutuhan mereka terhadap ketrampilan-ketrampilan psikologis seperti ketrampilan penyelesaian masalah atau ketrampilan mengelola emosi disamping ketrampilan-ketrampilan kerja. Ketrampilan psikologis menjadi kebutuhan penting bagi para anak didik tidak saja ketika mereka berada di lembaga tersebut, tetapi lebih dari itu justru ketrampilan tersebut diperlukan ketika mereka berada di luar lembaga. Terkait dengan coping emosi, anak didik dapat disediakan media-media yang bisa menjadi penyaluran ketegangan atau stress mereka secara positif misalnya media seni dalam berbagai bentuknya

Daftar Pusaka
Yulia, S. (2008). Faktor-faktor risiko dan protektif remaja delinkuen
Aday, H.A. (1994). Aging in prison: A case study of new elderly offenders. International Journal of Offenders’ Therapy. 38 (1) 79-91

Boekaerts, M. (1996). Coping with stress in childhood and adolescence. In M. Zeidner & Endler, N.S. (Eds.). Handbook on coping (pp.452-484). New York: John Wiley& Sons

Membangun Kepribadian Positif Anak

Membangun Kepribadian Positif Anak ARTIKEL PSIKOLOGI UMUM JUDUL : Membangun Kepribadian Positif Anak PENULIS  : FAHRUNISA YENI AS...